Tanam Chip Otak, China berhasil menanamkan chip otak – dalam uji klinis pertama yang memungkinkan seseorang mengendalikan perangkat elektronik hanya dengan pikiran. Teknologi ini menempatkan China sejajar dengan Amerika Serikat dalam perlombaan antarmuka otak-komputer (brain-computer interface/BCI), sebuah bidang futuristik yang selama ini didominasi oleh perusahaan milik Elon Musk, Neuralink.
China Tanam Chip Otak Pertama, Elon Musk Minggir – Uji coba dilakukan pada Maret lalu terhadap pasien yang mengalami kelumpuhan total (tetraplegia). Beberapa minggu pascaoperasi, pasien tersebut mampu memainkan game balap dan catur hanya dengan pikiran, menurut pernyataan dari Center for Excellence in Brain Science and Intelligence Technology di Shanghai.
China Tanam Chip Otak Pertama, Elon Musk Minggir
Dalam dunia teknologi, persaingan antara negara-negara besar semakin intensif, terutama dalam bidang neuroteknologi. Setelah Elon Musk melalui Neuralink berhasil menanamkan chip otak pada manusia, kini China mengikuti jejak tersebut dengan melakukan uji coba klinis pertama mereka. Namun, pendekatan yang diambil oleh China berbeda, bahkan lebih maju dan minim risiko dibandingkan dengan Neuralink.
Apa Itu Chip Otak dan Mengapa Penting?
Chip otak atau antarmuka otak-komputer (Brain-Computer Interface/BCI) adalah perangkat yang memungkinkan otak manusia berkomunikasi langsung dengan komputer atau mesin. Teknologi ini berpotensi merevolusi pengobatan gangguan saraf, meningkatkan kemampuan manusia, dan membuka kemungkinan baru dalam interaksi manusia dengan teknologi.
China Melangkah Lebih Cepat: Uji Coba Klinis Pertama
Pada Maret 2025, China berhasil melakukan uji coba klinis pertama chip otak semi-invasif nirkabel yang dikembangkan oleh Institut Riset Otak China dan perusahaan teknologi NeuCyber NeuroTech. Chip ini, Beinao No.1, telah ditanamkan pada tiga pasien dan direncanakan untuk 10 pasien tambahan pada akhir tahun ini. Ke depannya, proyek ini bertujuan untuk melakukan uji coba pada sekitar 50 pasien pada tahun depan. Berbeda dengan Neuralink, chip ini tidak ditanamkan langsung ke jaringan otak, melainkan melalui telinga bagian dalam, sehingga mengurangi risiko infeksi dan kerusakan saraf.
Pendekatan China vs. Neuralink: Mana yang Lebih Aman?
Neuralink, yang didirikan oleh Elon Musk, telah melakukan uji coba chip otak pada manusia sejak 2024. Chip ini ditanamkan langsung ke dalam otak menggunakan robot bedah, memungkinkan pengguna untuk mengendalikan perangkat seperti komputer atau ponsel hanya dengan berpikir. Namun, pendekatan ini menimbulkan risiko, seperti infeksi dan kerusakan jaringan otak.
Sebaliknya, chip Beinao No.1 dari China menggunakan pendekatan yang lebih minim invasif. Chip ini tidak ditanamkan langsung ke dalam otak, melainkan melalui telinga bagian dalam, mengurangi risiko komplikasi. Selain itu, chip ini dirancang untuk membantu pasien dengan kelumpuhan untuk mengendalikan prostetik atau perangkat lain, tanpa mengubah fungsi otak secara langsung.
Keunggulan Teknologi China
- Minim Invasif: Tidak perlu membuka tengkorak, mengurangi risiko infeksi dan komplikasi.
- Fokus Medis: Dirancang untuk membantu pasien dengan kelumpuhan, meningkatkan kualitas hidup mereka.
- Pengembangan Cepat: Uji coba pada manusia dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan Neuralink.
- Dukungan Pemerintah: Didukung oleh pemerintah China, memastikan pendanaan dan sumber daya yang memadai.
Dampak Global dan Tantangan Etis
Perkembangan pesat dalam teknologi chip otak ini menimbulkan berbagai pertanyaan etis dan sosial. Beberapa ilmuwan, seperti Dr. Mikhail Lebedev dari Duke University, mengingatkan bahwa penggunaan teknologi ini dapat mengubah esensi kemanusiaan, bahkan berisiko menciptakan “komunitas zombie” jika disalahgunakan.
Selain itu, ada kekhawatiran mengenai privasi dan kontrol sosial, terutama jika teknologi ini digunakan untuk memantau atau mengendalikan pikiran individu. Penting untuk memastikan bahwa pengembangan dan penerapan teknologi ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek etis dan hak asasi manusia.
Masa Depan Neuroteknologi: Kompetisi dan Kolaborasi
Dengan kemajuan yang pesat dari China dan Neuralink, masa depan neuroteknologi semakin menjanjikan. Namun, untuk memastikan manfaat maksimal bagi umat manusia, diperlukan kolaborasi internasional, regulasi yang ketat, dan perhatian terhadap aspek etis. Kompetisi sehat antara negara-negara besar dapat mendorong inovasi, tetapi harus diimbangi dengan tanggung jawab sosial dan moral.
Kesimpulan
China telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam bidang chip otak dengan pendekatan yang lebih aman dan fokus medis. Meskipun Neuralink telah memulai uji coba pada manusia, pendekatan China menawarkan alternatif yang menarik dengan risiko yang lebih rendah. Namun, perkembangan pesat ini harus diimbangi dengan pertimbangan etis dan regulasi. Hal ini yang tepat untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan untuk kebaikan umat manusia.